Esther Zwinkels (MA) adalah peneliti di NIMH. Ia memperoleh gelar magister ilmu sejarah (cum laude) dari Universitas Leiden. Tesisnya yang mengkaji perlawanan terhadap Jepang di Sumatera selama Perang Dunia Kedua memperoleh penghargaan Fruinprijs di 2009 dan Erik Hazelhoff Aanmoedigingsprijs di 2010. Dari 2014 hingga 2016, ia mengajar sekaligus menjadi koordinator pada program Cosmopolis Departemen Sejarah Kolonial dan Global Universitas Leiden.
Kepakarannya adalah sejarah (pos)kolonial di Asia, khususnya Indonesia. Minatnya berpusat di penerapan hukum dalam keadaan perang, konflik, dan masa-masa transisi dengan menggarisbawahi tema-tema tertentu seperti ihwal imbalan dan hukuman, perlawanan sekaligus kolaborasi. Beberapa karyanya yang pernah diterbitkan antara lain: ‘Puppets, profiteers and traitors. Defining wartime collaboration in the Netherlands Indies, 1945-1949’ terbit dalam Kerstin von Lingen ed., Debating Collaboration and Complicity in War Crimes Trials in Asia, 1945-1956 (London: Palgrave, 2017) 79-104; ‘Containing “potentially subversive” subjects: The Internment of Supporters of the National Socialist Movement in the Netherlands Indies, 1940–1946” dalam Christian G. De Vito, Ralf Futselaar, dan Helen Grevers, ed., Incarceration and Regime Change. European Prisons during and after the Second World War (New York: Berghahn, 2016) 80-109; Het Overakker-complot. Indisch verzet tegen de Japanse bezetter op Sumatra 1942-1945 [‘Konspirasi Overakker. Perjuangan Indonesia melawan penjajah Jepang di Sumatera 1942-1945’] (Houten: Spectrum, 2011).
Saat ini Esther sedang merampungkan disertasinya tentang kebijakan penuntutan pemerintah Belanda terhadap para kolaborator dan penjahat perang Jepang semasa pendudukan Jepang di Indonesia.