Emma Keizer terlibat dalam proyek penelitian ini sejak Februari 2018. Sejak bulan Oktober, ia tergabung dalam sub-penelitian Konteks Politik Internasional bersama Jeroen Kemperman dan Tom van den Berge. Sebelumnya, ia bekerja dengan Hans Meijer dalam sebuah penelitian di Jawa Timur (Studi Regional). Akhir Juni lalu, ia memperoleh gelar magister di bidang Hubungan Internasional dalam Perspektif Historis. Meskipun dia adalah peneliti termuda dalam proyek penelitian ini, dalam beberapa tahun terakhir ini, Emma telah banyak memiliki pengalaman dalam kajian Perang Kemerdekaan di Indonesia bahkan sejumlah tulisan telah diterbitkannya. Untuk mengenalnya lebih jauh, silakan simak wawancara ringkas berikut ini:

Apa yang membuat Anda tertarik untuk mempelajari tema ini?
Ketertarikan saya berawal dari latar belakang keluarga ibu saya. Ayah ibunya adalah orang Indonesia. Setelah Perang Kemerdekaan, mereka harus dipulangkan ke Belanda. Ketika saya berkuliah, saya selalu mencoba menggali lebih dalam sejarah tentang masa-masa ini. Setiap kali saya diberikan tugas untuk menulis esai tentang sejarah, saya hampir selalu menulis tentang Indonesia. Dari sana, semua berjalan dengan begitu cepat: semakin banyak saya mempelajarinya, semakin tertarik saya dibuatnya.

Sejak kapan Anda tertarik dengan sejarah Perang Kemerdekaan Indonesia?
Tulisan-tulisan yang saya buat memuat tema yang beragam mulai dari sejarah Indo-Eropa sampai dengan hubungan antara kedua negara saat ini. Pertama kali saya bekerja magang di Museum Bronbeek (2017), saya baru mengkaji peristiwa sejarah ini dari sudut pandang militer saja.

Selama Anda magang di Museum Bronbeek di Arnhem, Anda telah mengkaji sebanyak 50 buku kenangan/memoir yang ditulis oleh para veteran perang di Indonesia. Hasil dari kajian itu adalah diterbitkannya sebuah buku yang berjudul Oorlog in Indonesië (Perang di Indonesia). Bagaimana sesungguhnya cara Anda mengkaji buku-buku kenangan tersebut? Bagian mana saja dalam buku-buku itu yang dianggap paling penting?

Ketika saya baru memulai magang di Museum Bronbeek, saya sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang egodokumen (yang mencakup kesaksian, memoir, buku harian, surat dsb.). Namun, kesemua buku itu seperti menawarkan pengalaman baru yang sangat mengesankan. Dengan membacanya, saya serasa hidup di zaman itu dan mulai memahami beragam sudut pandang terhadap konflik yang pernah terjadi. Saya takjub saat mendapati bahwa buku-buku ini ditulis oleh para veteran perang sebagai cara untuk menjelaskan peristiwa 1945-1950 sebagaimana mereka menjalaninya, juga sebagai cara mereka untuk berkisah tentang apa yang terjadi dan memafhumi seluruh tindakan yang telah mereka ambil (baik bagi dirinya juga bagi dunia luar).

Bisakah Anda menceritakan tentang tujuan dan kerangka penelitian Konteks Politik Internasional?
Perang Kemerdekaan di Indonesia tidak terlepas dari beragam peristiwa internasional yang melatarinya: pihak yang berperang memerlukan uang, senjata, makanan, dan obat-obatan, serta dukungan dari komunitas internasional. Banyak negara mencoba memanfaatkan perseteruan yang terjadi guna kepentingan politik mereka. Nah, sub-penelitian ini mencoba memetakan semua hal tersebut.

Jumlah arsip internasional yang Anda dan teman-teman Anda rujuk sangat banyak sekali. Bagaimana Anda memastikan agar tidak ada arsip-arsip penting yang tidak termuat dalam penelitian ini?
Sukar memang untuk memastikan tidak ada arsip yang tertinggal. Tapi, kami akan terus mengupayakan agar itu tidak terjadi sampai dengan proyek penelitian ini berakhir. Kami akan mencoba mendata tulisan-tulisan yang pernah dibuat dan membuka diri untuk segala saran dan masukan dari lembaga arsip dan peneliti-peneliti lain baik di dalam atau di luar negeri.

Dalam kaitannya dengan proyek ini, bisakah Anda menceritakan pekerjaan yang Anda lakukan setiap harinya?

Sampai dengan sekarang saya sering berada di Arsip Nasional. Bersama Jeroen Kemperman, saya membaca dan mempelajari beragam arsip. Selain daripada itu, saya juga mempelajari arsip-arsip yang telah didigitalisasi dan semua dokumen di NIOD.

Kontribusi apa yang kira-kira bisa Anda berikan selama Anda bekerja dalam proyek penelitian ini?
Saya berharap saya bisa menawarkan lebih banyak pengetahuan tentang konteks internasional yang melatari konflik dua negara ini. Melalui penelitian ini, saya bermaksud untuk menunjukkan bahwa konflik-konflik lain yang serupa harus dilihat dalam konteks yang lebih luas. Selanjutnya, saya berharap saya bisa memberikan dukungan kepada para peneliti lain dengan cara menunjukkan kepada mereka sumber-sumber penting dan relevan baik di dalam ataupun di luar negeri.

Dekolonisatie Emma Keizer

Emma Keizer, Oorlog in Indonesië. Dekolonisatie in gedenkboeken van Indië-veteranen (Koninklijk Tehuis voor Oud-Militairen en Museum Bronbeek, 2017).

Emma Keizer, ‘Achteraf is een andere wijsheid. De tegenstrijdigheid van postkoloniale zingeving in gedenkboeken’. Rapport ‘Oorlog in Indonesië, Ministerie van Defensie (9 februari 2018).

10-12-2018